Selasa, 15 Mac 2011

Yang Dikatakan Gadis Ini


Aku tahu sesungguhnya

Aku bukanlah Siti Khadijah isteri Rasulullah

Umul mukminin hartawan budiman

Yang mendamparkan seluruh jiwa-harta demi agama

Aku tahu sesungguhnya

Aku bukanlah Rabiahtul Adawiyah wanita sufi

Yang membuang segala kesenangan dunia

Demi mahabbah cinta agung kepada Illahi

Aku tahu sesungguhnya

Aku bukanlah Tun Fatimah Srikandi Melaka

Yang menghunus keris menentang Peringgi

Pintar mengatur pahlawan Melaka di laut dan darat

Aku tahu sesungguhnya

Aku bukan Laila kekasih Majnun

Yang memberikan setiap nafas cinta untuk kekasihnya

Demi kesetiaan sanggup mati bersama


Teringin sesungguhnya aku

Menghirup semangat Siti Khadijah

Memberikan segala-galanya demi Islam

Teringin sesungguhnya aku

Menjejaki langkah-langkah Rabiatul Adawiyah

Menjunjung cinta kepada Allah setinggi Everest

Teringin sesungguhnya aku

Menyelam waja diri Tun Fatimah

Berdiri paling hadapan menentang petualang negara

Teringin sesungguhnya aku

Menghirup jiwa ehsan Laila

Memberikan seluruh kasih untuk seseorang


Gadis-gadis kecil ini

Hanyalah anak-anak yang meniti tangga menara gading

Sebagai isi minda, jiwa dan naluri

Demi harapan ayah bonda dan masa depan

Gadis-gadis desa ini

Yang tegar-perit di padang kawat

Berlumba lari bersama badang perkasa

Hatta kudrat-kelibatnya jauh terbatas

Gadis-gadis kota ini

Maqam jiwanya halus, suci dan harum

Mampu menyerap cinta sebersih salju

Yang mendokong kasih sehingga abadi

Gadis-gadis bakal siswazah ini

Adalah insan istimewa anugerah Allah

Yang rela ke hadapan demi agama, bangsa dan negara

Yang rela mengoncang buaian demi anak dan keluarga

* dedikasi untuk anak-anak gadis di menara gading sempena hari wanita

Sabtu, 12 Mac 2011

Bicara Bersama al-Mubaraq


Sudah acap-acap kali
hadir seperti lazimnya tidak terzahir
indah-anggun bagai bidadari lena
beban sarat dengan manikam
dijaja dari Adam ke qalam
muatannya terus melimpah
usahkan susut usahkan kontang
hanya satu kali terjadi
salam Israel tanpa baraqah
hadir yang terakhir bagi pertama

(antologi puisi: Gema Membelah Gema ~ sempena Hari Puisi Nasional ke-18)